Selasa, 05 Maret 2019

SANG PENJUNAN: Merenda Hidup Kita

SANG PENJUNAN: Merenda Hidup Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2019

Baca:  Yesaya 64:1-12

"...ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."  Yesaya 64:8

Tak ada yang pantas untuk dibanggakan dan disombongkan dari diri manusia, karena manusia tak lebih dari tanah liat.  "Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami,"  (ayat nas).  Manusia adalah tanah liat, dan Tuhan adalah Sang Penjunan.  Sebagai Penjunan Tuhan berkuasa penuh atas kehidupan manusia.  Ia membentuk tanah liat itu dan merendanya sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bejana yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.  Jadi, hidup manusia sepenuhnya bergantung kepada Tuhan!  Sebagai tanah liat, kita tidak dapat memaksa Tuhan Sang Penjunan agar membentuk kita sesuai dengan apa yang kita mau dan inginkan.  Sebaliknya, kita harus berserah penuh kepada kehendak Tuhan, tanpa protes, kecewa, keluh kesah atau peersungutan.

     Ada tertulis:  "Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: 'Apakah yang kaubuat?' atau yang telah dibuatnya: 'Engkau tidak punya tangan!'"  (Yesaya 45:9).  Kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dan rancangkan atas hidup kita adalah yang terbaik.  Jika kita merasa bahwa hari-hari yang kita jalani terasa berat, masalah datang silih berganti tiada henti, jangan cepat putus asa.  Milikilah keyakinan bahwa ini adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami.  Karena itu kuatkan hati dan bertahanlah!  Sebab Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkhotbah 3:11).  Sebelum memiliki nilai  (berharga), sebuah bejana harus terlebih dahulu melewati proses demi proses, bahkan harus masuk ke dalam dapur api dengan tujuan agar bejana menjadi kuat dan kokoh.  Begitu pula kehidupan kita, terkadang kita harus melewati  'api'  sebagai bagian dari proses pemurnian iman.  "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  (Yesaya 48:10).

     Bila kita mampu bertahan kita akan menjadi bejana indah di pemandangan Tuhan.  Pencobaan atau masalah tidak akan pernah melebihi kekuatan kita  (1 Korintus 10:13).

Tak perlu takut diproses, karena itu artinya Tuhan sedang merenda hidup kita untuk tujuan yang baik.

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2019

Baca:  Yesaya 64:1-12

"...ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."  Yesaya 64:8

Tak ada yang pantas untuk dibanggakan dan disombongkan dari diri manusia, karena manusia tak lebih dari tanah liat.  "Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami,"  (ayat nas).  Manusia adalah tanah liat, dan Tuhan adalah Sang Penjunan.  Sebagai Penjunan Tuhan berkuasa penuh atas kehidupan manusia.  Ia membentuk tanah liat itu dan merendanya sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bejana yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.  Jadi, hidup manusia sepenuhnya bergantung kepada Tuhan!  Sebagai tanah liat, kita tidak dapat memaksa Tuhan Sang Penjunan agar membentuk kita sesuai dengan apa yang kita mau dan inginkan.  Sebaliknya, kita harus berserah penuh kepada kehendak Tuhan, tanpa protes, kecewa, keluh kesah atau peersungutan.

     Ada tertulis:  "Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: 'Apakah yang kaubuat?' atau yang telah dibuatnya: 'Engkau tidak punya tangan!'"  (Yesaya 45:9).  Kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dan rancangkan atas hidup kita adalah yang terbaik.  Jika kita merasa bahwa hari-hari yang kita jalani terasa berat, masalah datang silih berganti tiada henti, jangan cepat putus asa.  Milikilah keyakinan bahwa ini adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami.  Karena itu kuatkan hati dan bertahanlah!  Sebab Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya  (Pengkhotbah 3:11).  Sebelum memiliki nilai  (berharga), sebuah bejana harus terlebih dahulu melewati proses demi proses, bahkan harus masuk ke dalam dapur api dengan tujuan agar bejana menjadi kuat dan kokoh.  Begitu pula kehidupan kita, terkadang kita harus melewati  'api'  sebagai bagian dari proses pemurnian iman.  "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  (Yesaya 48:10).

     Bila kita mampu bertahan kita akan menjadi bejana indah di pemandangan Tuhan.  Pencobaan atau masalah tidak akan pernah melebihi kekuatan kita  (1 Korintus 10:13).

Tak perlu takut diproses, karena itu artinya Tuhan sedang merenda hidup kita untuk tujuan yang baik.

Sabtu, 09 Februari 2019

Kunci Gitar-Allah Yang Setia

Allah yang Setia
Intro: Dm G C - 

G C Em

Yesus, Kau telah memulai

Am G

S'gala yang baik dalamku

Bb A

Engkau menjadikanku 

 Dm Fm

Serupa gambaran-Mu

Dm D G G7

Dan berharga di mata-Mu 

C Em

Yesus, Kau telah memulai

Am G

Karya yang mulia dalamku 

 Bb A

Kau berikan hidup-Mu 

 Dm Fm

S'bagai ganti dosaku 

 Dm D G G7

Kar'na kasih-Mu padaku 

C G F

S'karang ku memuji-Mu Allah yang setia 

 G Em Am

Yang tak pernah meninggalkan

Dm G

Perbuatan tangan-Mu

C G F

S'karang ku menyembah-Mu Allah yang setia 

 G Em Am

Sempurnakan sg'nap hidupku

Dm G C

Agar indah bagi-Mu

Kamis, 25 Agustus 2016

Chord lagu ABBA, YA BAPA

ABBA, YA BAPA

C     Am  Dm            G                     C      Am  Dm
AB-BA,     KUPANGGIL ENGKAU YA BA-PA
             G                    E                     Am
NAMA TERINDAH DI DALAM HIDUPKU
                 D               Gm  G
LEBIH DARI S'GALANYA

C     Am  Dm            G                     C      Am  Dm
AB-BA,     KUPANGGIL ENGKAU YA BA-PA
               G                    E               Am
KAU LAYAKKAN AKU JADI ANAKMU
                     Dm     G    C
MEMANGGILMU   YESUS


REFF:
                   Am       B      Em 
LEBIH TINGGI DARI LANGIT
Am          Dm       G       C
BEGITULAH KASIH BAPA
                   F      G        Em  Am
LEBIH DALAM  DARI  LAU- TAN
D                                  G
ENGKAU MENGASIHIKU
                    Am      B     Em 
LEBIH LU - AS DARI BUMI
 Am                    Dm     G         C
TAK TERJANGKAU PIKIRANKU
                       F          G            Em   Am
SEMUANYA KAU SEDIAKAN BAGI-KU
Dm              G           C
YESUS KU CINTA KAU

Chord lagu ABBA BAPA

ABBA BAPA

      D         Bm         Em
ABBA BAPA, ABBA BAPA
                 A7                   D
KAU SEGALANYA BAGIKU
              G                     F#m
KUNAIKKAN SYUKUR PADA-MU
               Em      F#      Bm
DENGAN SEGENAP HATIKU
A          Em       A                       D      A
ABBA BAPA, KUMENGASIHI-MU

REFF:
                      D       A    Bm                              Em
LEBIH DARI S’GALA NYA, KUINGIN KAU TUHAN
                            Em       A                 G    F#m   Em
MAS PERAK DAN PERMATA, TIADA ARTINYA
A                 Am       B7         
KUINGIN LEBIH DEKAT,
  G                          Gm

BERSEKUTU DENGAN-MU
          D                      Bm     Em      A         D
JADIKAN ‘KU HAMBA,   SETIA KEPADA-MU

ketika berserah

Sahabat sekalian, pernahkah kalian mengalami masa di mana masalah kalian lebih besar dari Tuhan kalian??? Hehe. . . pasti kita semua pernah mengalaminya, mungkin bagi pelajar, ketika tugas-tugas atau ujian-ujian di sekolah serasa berat. Mungkin bagi mahasiswa ketika paper-paper dan makalah-makalah atau skripsi dan tesis begitu memusingkan dan menyita banyak waktu. Ato mungkin bagi yang sudah bekerja ketika pekerjaan itu sudah deadline namun masih belum selesai dan harus lembur, apa lagi kalau bos kita killer pasti akan menyita banyak emosi dan tenaga serta waktu kita bukan?
            Di dalam alkitab juga ada tokoh yang sebenarnya dia di hadapkan pada sebuah tantangan besar yang mungkin mustahil bagi kita untuk kita lakukan. (coba di tebak siapa Tokohnya?? Heheh. . . .), jika sudah bisa menebak siapa tokohnya. Dia dalam masalah yang dia hadapi bisa di katakan sangat yakin bisa mengatasi setiap masalah yang besar di depanya, seolah-olah dia tidak mengalami masalah besar, kekuatiran pun tak tampak di wajahnya ketika berhadapan 1 vs 1 dengan musuh yang menjadi masalah besar bagi dia, bukan hanya bagi dia, tetapi juga bagi bangsanya yang bahkan tak berani menghadapinya.
            Sahabat (apakah sudah tertebak) tokoh kita pada hari ini adalah Daud, jika kita membaca mulai dari 1 Samuel 17:1-58 dapat kita lihat bagaimana ketika Daud datang kemedan pertempuran untuk membawakan makanan bagi kakak-kakaknya yang menjadi prajurit pada waktu itu hingga dia merasa sakit hati karena Allahnya di hina oleh orang tak Bersunat, namun dari sinilah dapat kita lihat, apa yang dilakukan oleh Daud itu merupakan respon dari kesetiaannya kepada Tuhan seperti seorang prajurit yang setia kepada rajanya, yang siap mengorbankan nyawa demi raja, demikianlah Daud mau untuk mati demi Allahnya.
            Yang dapat kita pelajari dari Daud pada saat ini adalah sikap dalam menghadapi masalah yang ada, saya yakin ketika daud tidak memiliki Allah dalam masalahnya ini, dalam dia menghadapi Goliat seorang raksasa, pasti dia akan mengalami kegentaran, ketakutan dan kekuatitan kalau-kalau dia tidak sanggup untuk mengalahkan Goliat, namun yang kita lihat adalah ketika dia menghadapi setiap masalah yang ada dan dia menyerahkan bahkan berserah penuh kepada Allah maka kemenangan akan menjadi milik daud dan juga milik kita, meskipun tak harus mulus jalan yang kita lalui, tak harus aspal yang kita tapaki, bisa menjadi batuan tajam dan bahkan lumpur harus menjadi jalan kita, tetapi berserah kepada Allah dan yakin bahwa masalahmu hanya sebesar kapal, dan Tuhan yang kamu percaya Tuhan Yesus memiliki kekuasaan sebesar dan seluas Samudra untuk dapat menolong dan menopangmu.


            Janji Tuhan adalah kehidupan yang indah akan di sediakan di dalam kehidupan kita seperti pelangi akan nampak indah ketika badai berhenti menerpa. 

Senin, 11 Januari 2016

Yang Terhilang Yang berharga.



                    Seringkali penolakan dan penyia-nyiaan itu menjadi makanan sehari-hari bagi kehidupan orang percaya, penolakan itu dapat menjadi momok yang menakutkan, karena setiap manusia pasti menginginkan sebuah penerimaan dalam manusia, SAKIT ketika mengalami sebuah penolakan.
                Penolakan tidak menjadi di dalam kehidupan orang dunia namun juga terjadi dalam kehidupan orang percaya bahkan gereja melakukan penolakan-penolakan yang menyakitkan. Sama yang dialami oleh Marhatma Ghandy yang juga mengalami penolakan di gereja karena dianggap berbeda Etnis dengan mereka. Dan dia pernah berkata saya ingin tau tentang Yesus tetapi Saya tidak suka dengan orang-orang yang berada di Gereja.
Terkadang gereja, dan bukan hanya gereja namun organisasi, dan sekolah-sekolah yang berhubungan dengan gerejapun merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang suci yang tidak bisa menerima kesalahan, dan terkadang juga Gereja kehilangan pengabaran tentang apa yang diajarkan Oleh Yesus, mereka terlalu Fokus dengan Yesus sehingga kehilangan pengajaran yang Yesus ajarkan.
Dalam Mark 2:13-17 pada waktu itu ada seorang lewi yang sedang duduk di rumah cukai, dan Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia, dan orang lewi tersebut meninggalkan semua dan apa yang dimilikinya, lalu langsung mengkut Yesus. Kemudian para ahli taurat mencemooh Yesus
Sama halnya ketika Yesus duduk dan makan bersama dengan orang lewi, kembali para ahli taurat itu datang dan mencemooh Yesus dengan berkata “mengapa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Namun Yesus mendengarnya dan berkata “bukan orang sehat yang memerlukan Tabib, tetapi orang saki; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Ini membuat kita bisa melihat bahwa terkadang orang-orang yang mengerti Firman Tuhan tidak bisa menerapkan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, inilah yang hilang dalam hidup jemaat bahkan Hamba Tuhan saat ini, dimana di dalam gereja saling menjatuhkan bila ada satu yang gagal untuk melakukan perintah Tuhan sehingga jatuh kedalam dosa, Tugas gereja yang harusnya memberikan pembinaan, namun tak jarang gereja malah membuang orang-orang seperti ini.
Belajarlah Dari Yesus yang mencari orang-orang yang sakit bukan malah membuang mereka. Kiranya kita semua bisa meneladani Kristus dan mengajarkan apa yang diajarkan oleh Yesus mengenai kasih.
Jika ada waktu silahkan putar sebuah lagu yang berjudul “Mreka Perlukan” ini adalah sebuah lagu yang dapat mengingatkan kita untuk bisa membantu mereka yang memerlukan.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati Kita sekalian
---DDI---

Sabtu, 09 Januari 2016

Pengampunan

dalam kehidupan ini seringkali kekecewaan dan sakit hati menjadi warna yang akan terus mewarnai setiap lembar kehidupan, secara manusia kita cinderung untuk berfikir bahwa ketika kita mengalami sakit hati dan mengalami kekecewaan kita akan cinderung untuk mencari balasan  yang berkali-kali lipat bisa membuat orang itu lebih menderita lagi dan lain. namun kita harus ingat bahwa itu adalah hal yang hanya akan dilakukan oleh orang-orang duniawi.
Namun bagi kita ini orang-orang yang adalah warga kerajaan Allah, apa yang seharusnya kita lakukan, yang harusnya kita lakukan adalah belajar dari sikap Daud ketika dia mengalami sebuah kondisi yang tidak menyenangkan yaitu dalam posisi dikejar-kejar oleh saul seperti yang tertulis dalam 1 samuel 26, yang mana Daud di kejar-kejar hingga ke bukit hakhila.
Di bukit ini ada sebuah gua yang di gunakan oleh Saul untuk membuang hajatnya ketika dalam perjalan pengejaran terhadap daud, yang sebenarnya tanpa di sangka bahwa daud ada berada di dalam Gua itu. iniadalah sebuah kesempatan yang baik untuk membunuh saul yang sudah berusaha untuk membunuhnya.
namun hal sebaliknya yang dlakukan oleh daud yaitu dia tetap membiarkan dan memebrikan kepada saul kembali kesempatan untuk dapat hidup, ini adalah sebuah bukti dan kedewasaan spiritual dan sebuah keyakinan yang besar yang mana saul meyakini bahwa Tuhan yang akan membalas apa yang dilakukan oleh Saul di dalam kehidupannya.
Daud mengajarkan kepada kita untuk bisa mengampuni orang yang menyakiti bahkan berusaha untuk membunuhnya, namun dia tetap mengampuni saul yang sudah begitu jahat bagi hidupnya. ini adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita untuk terus dapat mengampuni meskipun berat dan sakit, namun Tuhan menghendaki umat-Nya untuk bisa saling mengampuni karena Tuhan sudah terlebih duli sudah mengampuni kita orang yang berdosa.

Bacaan 1 Samuel 26.
---DDI---