Rabu, 30 September 2015

Kosep Music Calvin

Riwayat John Calvin
Calvin dilahirkan dengan nama Jean Cauvin pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, Perancis. Ketika itu, Martin Luther berusia 25 tahun dan sudah mulai mengajar Alkitab di Wittenberg. Ayahnya, Gerard Cauvin, bekerja sebagai asisten administrasi di kompleks katedral dekat rumah. Ibunya, Jeanne le Franc, melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan, ia meninggal dunia ketika Calvin berusia 5 tahun. Ayahnya sangat dominan dalam pendidikan anak-anaknya. Pada umur 12, ia sudah menunjukkan sifat religiusnya yang sangat mendalam dan mencukur kepalanya sebagai lambang dedikasinya kepada Tuhan. Demikian juga ayahnya menghendaki Calvin menjadi pendeta, karena itu Calvin disekolahkan ke College de Montaigu yang terkenal dengan disiplinnya dan makanannya yang buruk. Di sana ia banyak dipengaruhi oleh tradisi Augustinian. Namun karena perselisihan ayahnya dengan gereja dan anggapan bahwa Calvin akan menghasilkan lebih banyak uang sebagai ahli hukum, ayahnya kemudian menyuruh Calvin studi hukum yang dilakukannya di Orleans dan Bourges. Selama pendidikannya, Calvin belajar dari guru-guru terbaik pada zamannya.[1]
Ayahnya meninggal pada waktu Calvin berusia 21 tahun dan hal ini membuat Calvin merasa terbebas dari studi hukum. Calvin sendiri memiliki rencana atas hidupnya, yaitu terus mengejar karir akademik yang nyaman. Pada tahun 1532, di usianya yang ke-23, dia menerbitkan karyanya yang pertama yaitu Commentary on Seneca, yang mengungkapkan gagasan radikalnya: “Pangeran tidak berada di atas hukum, tetapi hukum berada di atas pangeran”.
Di dalam kehidupan keagamaannya, Calvin adalah seorang yang sangat ketat menjalankan ibadah dan praktik tradisional Katolik Roma. Dalam suratnya kepada Kardinal Sadolet diketahui bahwa Calvin menjalankan semua tindakan keagamaan, namun tetap tidak merasakan damai, sebaliknya ketakutan yang ekstrem meliputinya tanpa sesuatu yang dapat memulihkannya. Pada tahun 1533, Calvin bersinggungan dengan reformasi dan mengalami “pertobatan yang tiba-tiba”. Ia mengatakan, “God, by a sudden conversion subdued and brought my mind to a teachable frame…. Having thus received some taste and knowledge of true godliness, I was immediately inflamed with intense desire to make progress.
Pada bulan November 1533, Nicholas Cop mengajak gereja Katolik untuk melakukan pembaruan (reformation) pada pidato pelantikannya sebagai rektor University of Paris. Hal ini menimbulkan kegeraman pihak gereja dan Raja Francis I yang menyebut reformasi sebagai “Lutheran-like sect”. Cop kemudian melarikan diri ke Basel, Swiss dan menimbulkan kerusuhan di Perancis. Calvin juga terkena imbasnya karena kedekatan hubungannya dengan Cop sampai-sampai ada anggapan bahwa pidato Cop sebenarnya ditulis oleh Calvin. Hal ini mengakibatkan Calvin juga melarikan diri ke Basel. Walaupun berada di tempat pelariannya, Calvin tetap memantau keadaan orang-orang Protestan di Paris yang dianiaya, bahkan sampai dibakar hidup-hidup.[2]
Kota Jenewa yang telah dikuasai Katolik Roma selama berabad-abad telah menjadi sedemikian rusak dan membutuhkan upaya yang sangat berat untuk membawanya kembali kepada kebenaran firman Tuhan. Calvin mulai dengan khotbah eksposisi surat-surat Paulus dan Perjanjian Baru, dan setahun kemudian dia diangkat menjadi pendeta. Bersama Farel, Calvin menetapkan pengakuan iman dan aturan disiplin yang disetujui oleh dewan kota. Namun Farel dan Calvin tidak selalu memenuhi keinginan dewan kota sehingga mereka berdua diusir dari Jenewa. Farel diundang untuk melayani di Neuchatel.
Martin Bucer dan Wolfgang Capito mengetahui bahwa Calvin tidak lagi melayani di Jenewa, mereka segera menemuinya dan memintanya untuk melayani kaum Huegenot (para pengungsi Perancis) di Strasburg. Calvin menolaknya karena ia ingin melanjutkan studinya, namun Bucer menakutinya dengan kasus Yunus yang melarikan diri ke kota Niniwe sehingga pada akhirnya Calvin setuju untuk pergi ke Strasburg. Tiga tahun di sana adalah masa yang paling bahagia bagi Calvin karena di sana ia dapat melanjutkan studinya dan menulis dengan tenang dan aman. Ia juga banyak bersinggungan dengan para theolog Lutheran yang menajamkan pandangan-pandangan theologinya.  Pada tahun 1541, dewan kota Jenewa meminta Calvin dan Farel untuk kembali membangun Jenewa. Calvin tidak mau kembali karena ia tahu hidupnya di sana akan penuh dengan kontroversi dan bahaya. Namun akhirnya ia kembali ke Jenewa karena dia tahu bahwa bukan dia yang menjadi tuan atas hidupnya, dia sudah menyerahkan hatinya sebagai persembahan kepada Tuhan. Ini menjadi motto Calvin dengan ikon tangan yang memegang hati yang siap dan sedia untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Konsep Calvin tentang musik?
Karya pertama dari Calvinis, tentang gereja banyak memberikan pmikirannya tentang pengakuan iman dalam gereja Jenewa.  Oleh karena itu Calvin inggi penduduk jenewa benar-benar hidup dengan iman, untuk pengudusan progesif anggotanya.  Kalau ada orang yang tidak melakukannya akan dikucilkan, itu adalah hal prerogatif Gereja yang sejati.  Karya yang ditulisnya adalah Confession of Faith, tuntutannya lebih lanjut adalah bahwa nyanyian Mazmur harus dimasukkan dalam tata ibadah.[3]   Nyanyian mazmur adalah firman dan calvin menggambarkan sebagai sesuatu yang sakral.  Orang yang menyanyikan mazmur adalah melibatkan seorang dalam pengalaman sebuah mistik, bersama Roh Kudus dalam memuji Tuhan.[4]  Mazmur ini adalah perkataan yang pertama dari Allah kepada Daud.  Oleh karena itu mazmur ditekankan oleh John Calvin.  Dengan prinsip musik harus kepada teologi Sola Sricptura, kembali pada Alkitab.  Calvin menentang adanya kuasa yang membuat orang berada dalam dunia lain.  Dengan ide dari Calvin akan tata gereja dengan nyanyian mazmur banyak ditentang oleh Anabaptis.  Dalam Articles tahun 1537, Calvin telah menerbitkan seleksi pertama dari Mazmur, dan ia sendiri menerjemahkan lima mazmur ke dalam bahasa Prancis, dan juga nyanyian Simeon dan sepuluh perintah.  Buku ini juga berisi delapan mazmur lain diterjemahkan oleh Clement Marot, sedangkan musiknya dimabil dari sebuah buku nyanyian Mazmur Jerman yang kebanyakan melodinya diubah oleh organis Strasbourg, Matthias Greiter. 
Sebagai contoh dari Mazmur yang diambil sebagai nyanyian di Gereja adalah Mazmur 1 dan Mazmur 32 akan Dosa yang dilakukan oleh Daud.
Mazmur 1:1-7
Berbahagialah orang. Sang pemazmur mengajarkan bahwa keadaan dari hamba-hamba Tuhan yang sungguh, akan selalu baik. Hamba Tuhan yang sungguh, selalu berusaha untuk membuat kemajuan dalam mempelajari hukum Tuhan. Pemazmur mengajar kita, betapa tidak mungkin bagi siapapun juga untuk memusatkan pikirannya pada perenungan akan hukum Tuhan, kecuali ia sebelumnya menarik diri dan memisahkan diri dari kumpulan orang yang tak kenal Tuhan. Kita harus ingat bahwa dunia ini penuh kerusakan yang mematikan. Kita harus ingat bahwa langkah pertama menuju hidup yang baik adalah meninggalkan kawanan orang fasik. Jika tidak,pastilah kita akan tertular kekotorannya. Yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Di sini pemazmur menunjukkan bagaimana biasanya, sedikit demi sedikit, orang dipengaruhi untuk meninggalkan jalan yang benar. Waktu seseorang dengan rela berjalan mengikuti pemuasan nafsunya yang rusak, berbuat dosa membuatnya mabuk kepayang. Sehingga ia lupa diri dan bertumbuh semakin keras dalam kejahatan; ini disebut sang nabi sebagai berdiri di jalan orang berdosa. Berikutnya datanglah kekerasan hati, keras kepala yang tanpa harapan, yang digambarkan dengan dudukTetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN. Pemazmur tidak begitu saja menyebut semua yang takut akan Tuhan sebagai berbahagia. Ia mencirikan kesalehan dengan mempelajari hukum Tuhan. Ia mengajar kita bahwa Tuhan dilayani dengan sungguh, hanya ketika hukum-Nya ditaati. Tidaklah boleh masing-masing orang membangun agama menurut penilaiannya sendiri. Standar yang benar akan kesalehan hanya ditemukan dalam Firman Tuhan. Sang pemazmur mencirikan orang saleh sebagai yang memiliki kesukaan dalam hukum Tuhan.
Mazmur 32
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Pengampunan dosa tidak sama dengan pembayaran dosa. Ketika Allah mengangkat, menutupi dan memindahkan dosa kita, Ia dengan cuma-cuma mengampuninya. Para pengikut Paus yang memberikan pembayaran dan bahkan lebih dari itu, seperti mereka katakan, telah kehilangan berkat ini. Daud memakai ungkapan ini untuk pengampunan sepenuhnya. Pembedaan yang dibuat oleh para pengikut Paus di sini antara dihilangkannya hukuman dan kesalahan, yang membuat pengampunan bukan lagi sepenuhnya tetapi hanya sebagian, tidak sejalan dengan pengampunan sepenuhnya. Sekarang hal yang penting untuk direnungkan adalah, siapa yang memperoleh kebahagiaan demikian. Ketika Daud diajarkan, bahwa ia diberkati oleh belas kasihan Allah saja, pada saat itu ia bukanlah orang asing dari gereja Allah. Sebaliknya, ia telah lebih maju daripada banyak orang, dalam takut akan Allah dan melayani-Nya, dalam kesucian hidup, dan telah melatih dirinya dalam kewajiban orang saleh. Setelah ia membuat segala kemajuan ini dalam ibadah, Allah mendidiknya sedemikian rupaya, sehingga Daud meletakkan keselamatannya dari awal sampai akhir hanya dalam pendamaiannya dengan Allah, yang tidak layak ia terima. Oleh sebab itulah juga Zakharia dalam lagunya mengatakan “pengertian akan keselamatan” sebagai mengetahui “pengampunan dosa” (Luk. 1:77).

Langkah Praktis
Calvin memikirkan akan pujian di Gereja dengan cara bermazmur dengan satu suara tanpa instrument, dan cara dalam devotion, cara ini lebih kepada Alkitabiah, agar jemaat dapat diingatkan hukum Tuhan dan pengampuan dari Tuhan.
Tanpa musik dengan tujuan untuk menghindari sedujaction.  Semua yang dilakukan oleh john Calvin agar jemaat dapat kembali pada pengajaran Alkitab.  Dengan dekorasi dengan gambar, lilin, segala macam aksesoris di gereja juga dihilangkan supaya tidak terfokus pada gambar.  dengan pemandangan akan musik Instrument itu tidak diizinkan oleh Calvin, dengan mazmur sudah cukup.  Dengan konsep Teologia:
...simple and pure singing of the divine praises, forma





[1] http://www.buletinpillar.org/artikel/john-calvin-a-brief-biography#hal-4
[2]http://www.buletinpillar.org/artikel/john-calvin-a-brief-biography#hal-4
[3] hal 45.
[4] Jurnak John Barbar, diakses tanggal 15 September 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar